"Ayo save Haven Minyak"
Harga minyak (crude oil) melonjak ke level tertingginya tahun ini di tengah indikasi surutnya suplai minyak yang masih melimpah hingga kini. Akan tetapi, para investor dan analis yang dilansir oleh WSJ online mengatakan bahwa kondisi ini belumlah menjadi akhir dari terpuruknya harga minyak.
minyak
Harga oil benchmark AS melambung hingga 19 persen sejak Rabu dini hari tadi, persentase terbesar dalam empat hari sejak bulan Januari 2009. Lompatan besar tersebut terjadi setelah aksi jual yang menyebabkan harga tumbang lebih dari $107 hingga di bawah $45 barel dalam tujuh bulan terakhir. Harga minyak bertengger di posisi $53.05 per barel, level tertingginya sejak tanggal 31 Desember, serta naik hinga 7 persen atau sekitar $3.48 di NYMEX.
Harga Brent Crude
untuk acuan global, mengalami kenaikan hingga $3.16 atau 5.8 persen ke
$57.91. Kenaikan harga minyak crude-oil ini memacu reli saham-saham
energi, seperti Dow Jones Industrial Average yang terangkat hingga
305.36 poin.
Pada hari Selasa kemarin, BP mengumumkan bahwa pihaknya akan memotong belanja modal hingga 13 persen ke $20 juta pada tahun 2015 ini. Keputusan BP tersebut menambah panjang daftar perusahaan energi mayor yang berencana untuk melakukan perampingan tenaga kerja, sekaligus mendorong persepsi bahwa pelimpahan suplai minyak akan berakhir lebih cepat daripada perkiraan.
Faktor lain yang makin menaikkan harga minyak adalah aksi pemogokan tenaga kerja di beberapa penambangan minyak AS sejak Hari Minggu kemarin. Akibatnya, harga bensin dan solar di AS pun meroket dalam kekhawatiran bahwa produksi bahan bakar akan berkurang.
Akan Lebih Stabil
"Pertanyaannya adalah, apakah ini sudah mencapai dasar?" kata Walter Zimmermann, Kepala Teknikal Analis United-ICAP yang diwawancarai oleh WSJ. Menurutnya, hal ini memang terlalu cepat untuk dikatakan.
Sama halnya dengan terlalu cepatnya produsen crude oil untuk "membuka tutup botol sampanye mereka", alias merayakan kenaikan harga minyak. Ketika pasar membubung setelah terperosok, lanjut Zimmermann, harga akan cenderung menstabilkan diri, daripada melanjutkan kenaikan.
Pada hari Selasa kemarin, BP mengumumkan bahwa pihaknya akan memotong belanja modal hingga 13 persen ke $20 juta pada tahun 2015 ini. Keputusan BP tersebut menambah panjang daftar perusahaan energi mayor yang berencana untuk melakukan perampingan tenaga kerja, sekaligus mendorong persepsi bahwa pelimpahan suplai minyak akan berakhir lebih cepat daripada perkiraan.
Faktor lain yang makin menaikkan harga minyak adalah aksi pemogokan tenaga kerja di beberapa penambangan minyak AS sejak Hari Minggu kemarin. Akibatnya, harga bensin dan solar di AS pun meroket dalam kekhawatiran bahwa produksi bahan bakar akan berkurang.
Akan Lebih Stabil
"Pertanyaannya adalah, apakah ini sudah mencapai dasar?" kata Walter Zimmermann, Kepala Teknikal Analis United-ICAP yang diwawancarai oleh WSJ. Menurutnya, hal ini memang terlalu cepat untuk dikatakan.
Sama halnya dengan terlalu cepatnya produsen crude oil untuk "membuka tutup botol sampanye mereka", alias merayakan kenaikan harga minyak. Ketika pasar membubung setelah terperosok, lanjut Zimmermann, harga akan cenderung menstabilkan diri, daripada melanjutkan kenaikan.
Ayoo!!
SAve Haven Emas!! Harga emas mendapat dukungan pekan lalu setelah sinyal beragam dari AS mengantar investor bergegas ke save haven metal.
Angka PDB tiga bulanan terakhir berada di posisi 2.6%, jauh di bawah ekspektasi analis yang mengharapkan kenaikan 3%. Hal ini memicu spekulasi bahwa AS belum pulih sebaik yang diharapkan. Awal pekan ini, Federal Reserve AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di 0.25%, tetapi Ketua Fed Janet Yellen menyebutkan beberapa kekhawatiran tentang ekonomi Eropa. Sementara itu pasar tenaga kerja AS dalam kondisi bagus dengan pengangguran berada di level terendah dalam 7 tahun.
"Minat Emas China, India Masih Besar"
Menunjukkan masih ada minat besar terhadap logam mulia, India menjadi konsumen emas terbesar di dunia pada tahun 2014 melampaui China yang memegang titel tersebut dalam tahun 2013, bahkan saat permintaan emas fisik secara global menurun.
Analis GFMS Ross Strachan mencatat bahwa ia memperkirakan China untuk menduduki posisi pertama tahun ini karena permintaan tumbuh meskipun kurang dari tahun 2013, "Kami mengharapkan peningkatan dalam permintaan dari China tahun ini. Namun, kita tidak akan mengharapkan hal itu mendekati tingkat yang sama dengan pada 2013," kata analis GFMS Ross Strachan. "Pemulihan akan dibantu oleh fakta ada overhang saham pada awal 2014 di China karena pembelian besar sekali pada tahun 2013."
Barclays mengatakan pada hari Senin bahwa ia memperkirakan emas akan tetap lemah pada harga rata-rata $ US1,170 per ounce sepanjang tahun seiring logam mulia bergelut dengan kebangkitan ekonomi AS dan awal kenaikan suku bunga yang direncanakan oleh Federal Reserve AS. Emas cenderung berperforma buruk setelah kenaikan suku bunga karena keuntungan dihasilkan aset berbunga akan meningkat. Sebagaimana analis dari GFMS, Barclays juga mencatat bahwa mereka tidak mengharapkan crash dalam harga emas tahun ini karena permintaan dari China dan India mendukung logam mulia.
Pasang Surut Ekonomi AS
Emas berjangka melonjak lebih dari $ 20 pada hari Jumat, didukung oleh angka PDB yang mengecewakan dari AS dan ketidakpastian di Eropa setelah pemilu Yunani. Pada divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas berjangka untuk pengiriman April naik $ 23,30 dan ditutup pada $ 1,279.20 per ounce pada bel penutupan perdagangan hari Jumat.
Harga Emas telah naik lebih dari 8% pada bulan Januari, berkat ketidakpastian global gara-gara ECB yang mengumumkan program stimulus baru mereka akan dimulai pada Maret. Selain itu, beberapa angka statistik yang mengecewakan dari AS gagal untuk mengesankan para investor.
Mendeskripsikan suasana seputar ekonomi global, Howie Lee, seorang analis investasi pada Phillip Futures, "Secara keseluruhan ada kesan bahwa ekonomi global tidak berperforma baik, dan (ini) telah meningkatkan daya tarik safe haven emas. Dalam jangka pendek, kita mungkin akan melihat emas tinggal di atas $ 1.250."
Dia juga mencatat bahwa data mengecewakan dari AS mungkin bersifat sementara dan bahwa AS akan tetap berada di jalur untuk menaikkan suku bunga, "Data PDB Q4 yang mengecewakan tidak mungkin mempengaruhi keputusan Fed secara drastis," kata Lee, yang berpikir bahwa kebijakan bank sentral AS masih dalam jalur menuju kenaikan suku bunga pada bulan Juni di tengah tanda-tanda penguatan ekonomi AS secara umum.
MINAT BELI EMAS FUTURES!!!
www.mpf.co
www.novrisangpialang.blogspot.com
HUB 085267802278 Rahmat Novriansyah kesempatan terbatas.
SAve Haven Emas!! Harga emas mendapat dukungan pekan lalu setelah sinyal beragam dari AS mengantar investor bergegas ke save haven metal.
Angka PDB tiga bulanan terakhir berada di posisi 2.6%, jauh di bawah ekspektasi analis yang mengharapkan kenaikan 3%. Hal ini memicu spekulasi bahwa AS belum pulih sebaik yang diharapkan. Awal pekan ini, Federal Reserve AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di 0.25%, tetapi Ketua Fed Janet Yellen menyebutkan beberapa kekhawatiran tentang ekonomi Eropa. Sementara itu pasar tenaga kerja AS dalam kondisi bagus dengan pengangguran berada di level terendah dalam 7 tahun.
"Minat Emas China, India Masih Besar"
Menunjukkan masih ada minat besar terhadap logam mulia, India menjadi konsumen emas terbesar di dunia pada tahun 2014 melampaui China yang memegang titel tersebut dalam tahun 2013, bahkan saat permintaan emas fisik secara global menurun.
Analis GFMS Ross Strachan mencatat bahwa ia memperkirakan China untuk menduduki posisi pertama tahun ini karena permintaan tumbuh meskipun kurang dari tahun 2013, "Kami mengharapkan peningkatan dalam permintaan dari China tahun ini. Namun, kita tidak akan mengharapkan hal itu mendekati tingkat yang sama dengan pada 2013," kata analis GFMS Ross Strachan. "Pemulihan akan dibantu oleh fakta ada overhang saham pada awal 2014 di China karena pembelian besar sekali pada tahun 2013."
Barclays mengatakan pada hari Senin bahwa ia memperkirakan emas akan tetap lemah pada harga rata-rata $ US1,170 per ounce sepanjang tahun seiring logam mulia bergelut dengan kebangkitan ekonomi AS dan awal kenaikan suku bunga yang direncanakan oleh Federal Reserve AS. Emas cenderung berperforma buruk setelah kenaikan suku bunga karena keuntungan dihasilkan aset berbunga akan meningkat. Sebagaimana analis dari GFMS, Barclays juga mencatat bahwa mereka tidak mengharapkan crash dalam harga emas tahun ini karena permintaan dari China dan India mendukung logam mulia.
Pasang Surut Ekonomi AS
Emas berjangka melonjak lebih dari $ 20 pada hari Jumat, didukung oleh angka PDB yang mengecewakan dari AS dan ketidakpastian di Eropa setelah pemilu Yunani. Pada divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas berjangka untuk pengiriman April naik $ 23,30 dan ditutup pada $ 1,279.20 per ounce pada bel penutupan perdagangan hari Jumat.
Harga Emas telah naik lebih dari 8% pada bulan Januari, berkat ketidakpastian global gara-gara ECB yang mengumumkan program stimulus baru mereka akan dimulai pada Maret. Selain itu, beberapa angka statistik yang mengecewakan dari AS gagal untuk mengesankan para investor.
Mendeskripsikan suasana seputar ekonomi global, Howie Lee, seorang analis investasi pada Phillip Futures, "Secara keseluruhan ada kesan bahwa ekonomi global tidak berperforma baik, dan (ini) telah meningkatkan daya tarik safe haven emas. Dalam jangka pendek, kita mungkin akan melihat emas tinggal di atas $ 1.250."
Dia juga mencatat bahwa data mengecewakan dari AS mungkin bersifat sementara dan bahwa AS akan tetap berada di jalur untuk menaikkan suku bunga, "Data PDB Q4 yang mengecewakan tidak mungkin mempengaruhi keputusan Fed secara drastis," kata Lee, yang berpikir bahwa kebijakan bank sentral AS masih dalam jalur menuju kenaikan suku bunga pada bulan Juni di tengah tanda-tanda penguatan ekonomi AS secara umum.
MINAT BELI EMAS FUTURES!!!
www.mpf.co
www.novrisangpialang.blogspot.com
HUB 085267802278 Rahmat Novriansyah kesempatan terbatas.